Fakta Menarik Sejarah Beeswax atau Lilin Lebah sejak purbakala

Sering kita berpikir madu adalah produk paling bermanfaat yang dihasilkan lebah. Namun sebenarnya ada bahan lain yang tak kalah bermanfaat. Secara histroris, lilin lebah atau beeswax memiliki kisah panjang yang tak kalah mengagumkan dibanding madu. Sejarah beeswax dimulai ketika bahan tersebut digunakan sebagai alat penerang lilin.

We often think that honey is the best product made by honeybee. Although it might be true, there are more than honey the bees are capable to make. For example beeswax. The history of beeswax began since more than 2 thousands years ago. Beeswax often used as candle, wood polish, painting, etc.

Sekilas Tentang Beeswax

Sejarah beeswax

Beeswax sudah lama digunakan sebagai alat penerang.

Beeswax adalah bahan yang hanya bisa diproduksi  lebah madu dari genus Apis. Para lebah menggunakannya untuk membangun sarang. Seringkali untuk memproduksi beeswax, para lebah harus mengorbankan banyak madu. Lebah pekerja muda yang bisa memproduksi beeswax akan memakan banyak madu. Hal ini akan memicu pembentukan beeswax yang dihasilkan dari tubuh mereka sendiri.

Sejarah Beeswax: dari Bahan Pembuat Patung Hingga Kosmetik

Pada manusia, sejarah beeswax dimulai dari penggunaannya setidaknya sejak lebih dari 2000 tahun lalu. Ketika itu, beeswax sudah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya sebagai bahan pembentuk patung. Caranya, beeswax diusapkan pada objek yang yang akan dibentuk. Selanjutnya bentukan yang terbuat dari beeswax ditutupi dengan serbuk metal. Proses selanjutnya adalah pemanasan sekaligus pengerasan metal tersebut. Pada proses ini, tentu saja beeswax akan meleleh sehingga proses sekaligus selesai.

Beberapa lukisan kuno juga diidentifikasi dibuat dari beeswax. Para pelukis dari Mesir kuno diketahui menggunakan piring besi untuk mencairkan beeswax. Cairan tersebut lalu diberi pigmen dan dijadikan pewarna. Selain itu, bahan ini juga sudah sejak lama digunakan sebagai pembentuk lilin dan pemoles produk-produk buatan manusia. Di Indonesia sendiri, terutama di Jawa, beeswax biasa dijadikan bahan untuk membatik. Orang-orang Jawa sering menyebutnya sebagai “malam tawon”.

Penggunaan Beeswax Masa Kini

Sejarah beeswax di masa lalu masih berlanjut hingga kini. Penggunaan beeswax untuk membuat patung masih dilakukan, terutama pada masyarakat-masyarakat tradisional. Lilin dari beeswax hingga malam tawon juga masih sering dicari. Demikian pula poles dari beeswax. Biopolish misalnya. Poles tersebut bukan hanya memiliki performa yang bagus dibanding poles dari bahan non beeswax, namun juga sangat aman digunakan.

Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan beeswax juga terus bertambah. Misalnya, sebagai bahan pembuatan produk-produk kosmetik. Beeswax juga biasa digunakan di bidang farmasi dan pengiriman makanan. Misalnya buah-buahan. Buah yang akan dikirim ke luar kota bahkan luar negeri biasanya dilapisi beeswax terlebih dahulu. Sebab bahan ini mampu melindungi buah dari serangga hingga jamur namun tak menyebabkan keracunan. Bagaimana tidak, para petani lebah bahkan biasa memakan sarang lebah yang terbuat dari beeswax saat melakukan panen.

Perbandingan poles beeswax dan parafin wax

Performa Biopolish jauh lebih baik dari poles parafin.

Beberapa manfaat beeswax yang seolah sudah menjadi sejarah pun kini mulai populer. Beeswax sebagai poles, misalnya. Dulunya, poles dari beeswax sempat meredup karena ditemukannya bahan yang lebih murah, yakni parafin. Namun kini mulai terjadi pembalikan trend. Poles beeswax seperti Biopolish tak bisa dikalahkan oleh performa parafin wax. Sejarah beeswax sebagai poles di masa lampau masih belum bisa dikalahkan oleh bahan-bahan lainnya di masa kini. Sebab, tak seperti lilin lain, beeswax dapat merasuk ke substrat produk sehingga fungsinya benar-benar optimal. Akhir kata, bahan ini masih memiliki manfaat sangat besar bagi kehidupan manusia. Bahkan bila kebanyakan orang tak menyadarinya, peran beeswax tak bisa ditampik pada produk-produk yang sering digunakan dari poles hingga kosmetik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *